Jumat, 09 Februari 2018

YA ALLAH AKU TAKUT JATUH CINTA


"kalau cinta sudah melekat, durian pun rasa coklat"
bisa dibayangkan bagaimana rasanya durian rasa coklat? sungguh suatu hal yang sangat menarik bukan, sudah tentu mereka para pujangga cinta mungkin pernah merasakan nikmatnya cinta, ntah rasa apa coklat, pandan, atau yang lainnya.

Manusia di anugerahi oleh Allah rasa cinta masing-masing didalam hatinya, seorang ibu cinta kepada anaknya, suami cinta pada istrinya, anak cinta pada kedua orangtuanya. Sebuah rasa yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, tak bisa dilihat oleh mata, dapat disentuh oleh kulit. Sungguh indah Allah ciptakan perasaan itu yang bisa menjadikan hal yang sulit menjadi mudah, sedih berganti bahagia, tangis berganti tawa.

Di zaman sekarang sangat mudah sekali terlontar dari mulut-mulut para remaja kata cinta, I love you, aku cinta padamu, aku sayang kamu. Tapi di sebalik kata itu apakah mereka tahu maknanya? kebanyakan orang hanya memahami kata itu terhadap apa yang mereka rasakan. tidak lebih dari sekedar ungkapan rasa terhadap apa yang mereka sukai dan inginkan.

Orang yang merasakan cinta sudah tentu hatinya cenderung terhadap sesuatu yang ia cintai itu. cinta tidak memandang usia, cinta bisa datang kepada siapa saja, tua muda maupun pujangga hatta anak-anak kecil pun bisa merasakannya yang di namakan cinta monyet. Ketika cinta sudah merambat didalam hati, sudah tentu sekujur tubuh ikut merasakannya kebahagiaan pun datang, hari-hari yang penuh dengan warna.

Itulah bagi mereka penikmat cinta dunia, cinta bisa membawa kebahagiaan namun bisa juga membawa bencana, seperti istilah orang-orang "cinta ditolak dukun bertindak" wah kelihatan ngeri ya...
Namun ada sekelompok orang yang bertolak belakang dengan cinta dunia, cinta yang tak halal dimata Allah.

Itulah mereka yang suka dengan panggilan ikhwan akhwat. Banyak juga istilah-istilah bermunculan di komunitas ikhwan dan akhwat, misal jofisa (jomblo fii sabiilillah) atau josh (jomblo sampai halal).
kedengarannya bagus, siapa yang tidak ingin menjomblo di jalan Allah? tapi menjomblo itu tidaklah mudah, menahan perasaan dan membendung cinta.
Apalagi denga jomblo sampai halal, ini tentu lebih menarik karena ia hanya akan mengungkapkan perasaan cintanya ketika ia telah menikah yakni HALAL.

Menguak makna cinta yang sesungguhnya, apa arti disebalik kata C I N T A?
Cinta adalah sesuatu yang permulaannya seperti sebuah senda gurau dan akhirnya adalah merupakan keseriusan. Karena keagungannya, arti cinta sangat rumit untuk digambarkan. Engkau tidak akan dapat menemukan hakikatnya kecuali setelah bersusah payah (dengan pengorbanan). *ibn hazm*
Cinta ialah sebuah pengorbanan, seberapa besar cinta mu terhadap sesuatu itu, sebesar itu pula pengorbananmu untuk mendapatkan sesuatu itu.

Cinta yang haqiqi ialah cinta kepada Allah SWT dan Rosulullah SAW, cinta pada kedua orangtua, cinta kepada sesama kaum muslimin, cinta terhadap lingkungan dan cinta terhadap pasangan halal kita, cinta bisa menjadi haram apabila salah menempatkannya namun cinta juga bisa menjadi halal bahkan membuahkan surga ketika ia ditempatkan yang sesuai syariah islam.

Ketika engkau berani mengungkapkan cinta yang tidak Diridohi oleh Allah maka engkau berani mengambil resiko patah hati karena salah menempatkan cinta.

"Ya allah jauhkan kami dari musibah cinta, serta anugerahkan kami cinta yang engkau ridohi".

oleh : ismail

Sabtu, 03 Februari 2018

MUSLIM DAN MUSLIMAH ITU CERDAS

oleh : ismail

Seorang muslim meletakkan lisannya dibelakang otaknya berbeda dengan Non muslim meletakkan lisannya didepan otaknya.
Pernahkan Anda mendengar pepatah yang mengatakan “Hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali.” Pepatah ini adalah suatu ungkapan kebodohan seseorang yang tidak mau mengambil hikmah dari kesalahan yang sama. Padahal, Nabi Muhammad saw. melarang kita berperilaku seperti keledai dari hadis riwayat Abu Hurairah ra. beliau bersabda: Seorang mukmin tidak boleh dua kali jatuh dalam lubang yang sama.

Bagaimana dalam kenyataannya? Ternyata banyak yang lebih parah, yaitu orang yang jatuh berkali-kali pada lubang yang sama, lebih dari dua kali. Disisi lain, banyak orang yang merasa tidak pernah jatuh dan dia merasa pintar. Padahal dia tidak jatuh sebab dia berada di lubang sehingga tidak mungkin jatuh lagi, kecuali ada lubang di dalam lubang, ini lumayan lucu.

Kasus yang pertama bisa terjadi dengan tiga kemungkinan

Dia tidak pernah belajar dari kesalahan sebelumnya. Orang seperti tipe orang yang tidak mau menggunakan akal dan tidak mau belajar. Dia akan lebih fokus menyalah orang lain atau keadaan ketimbang mencari akar pemasalahan yang selalu ada pada dirinya.Dia tidak tahu kesalahan yang di lakukan. Biasanya jika penyebab kesalahan tidak nampak, ini sering terjadi jika penyakitnya ada di cara berfikirnya. Dia mungkin melakukan perbaikian, tetapi tidak pada mindsetnya, maka perbaikannya akan sia-sia saja.Dia tahu kesalahannya tetapi tidak melakukan perubahan. Ada orang seperti ini, kadang saya bingung menjelaskannya. “Ko ada sih orang kaya gini?” Mungkin, karena malas aja ya. Penyebab lainnya ialah kesalah pahaman terhadap takdir, dia katakan kalau dia hidup seperti itu sudah takdir. Tidak ada yang bisa diubah.

Kasus kedua adalah orang yang sebenarnya dia berada di dalam lubang. Dia tidak merasa jatuh sebab sudah ada dibawah lubang. Penyebabnya karena tidak sadar kalau dia sebenarnya berada dibawah. Mengapa sampai tidak sadar? Mungkin karena wawasan yang kurang. Dia kira kehidupannya sudah baik dan wajar sehingga tidak perlu memperbaikir diri.

Untuk menghindari supaya kita tidak menjadi seperti keledai atau lebih parah dari keledai maka kita perlu terus meningkatkan kualitas diri. Mulai meningkatkan wawasan, keterampilan, dan yang paling penting ialah pola pikir kita. Jangan pernah merasa sudah cukup, sebab itu sebuah kerugian. Jadikan, hari ini lebih baik dari hari kemarin.

#maafkankesalahannya.
#barubelajar

Jumat, 02 Februari 2018

HIJAB DALAM ISLAM


ISLAM sangat menghargai perempuan dan menempatkan perempuan ibarat ratu yang harus dijaga keindahan dan kehormatannya. Salah satu wujud penghormatan itu adalah perintah mengenakan hijab guna menjaga keindahan dan kehormatannya, khususnya untuk menjaga kaum perempuan dari pandangan laki-laki yang bukan muhrimnya.

Diakui atau tidak, Islam telah digerogoti dari dalam. Salah satu fungsi hijab yang beralih hanya untuk mengikuti tren zaman yang modelnya dikreasikan oleh trend modern masa kini ala Barat. Inilah yang sangat memprihatinkan. Ironisnya, kebanyakan dari umat Islam tidak menyadarinya. Bahkan, secara tidak langsung umat Islam banyak mendukung keadaan yang mengenaskan ini dengan berlomba-lomba menciptakan hijab yang menarik tanpa mempedulikan fungsi hijab yang sebenarnya. Sangat banyak dijumpai hijab-hijab yang memperlihatkan lekuk tubuh, bahkan yang menjadi konsumsi perempuan muslim adalah hijab-hijab tersebut yang katanya modern.

Hilangnya fungsi hijab yang sesungguhnya karena disebabkan oleh keinginan mengikuti trend fashion saja agar terkesan tidak kolot dan ketinggalan zaman. Padahal, dalam Islam, hijab yang hakiki tidak mengenal modis ataupun style fashionnya. Bahkan Allah SWT telah menerangkan dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab ayat 59 yang artinya, “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”.

Jadi, hakikat hijab menurut ajaran Islam adalah menutupi aurat dan keindahan, sedangkan trend fashion sekarang justru mengekspose keindahan. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Quran Surat An-Nur ayat 31 yang artinya, “dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya”.

Dari pernyataan di atas, timbul satu pertanyaan, bagaimana menutupi perhiasan dengan hijab abila hijab justru menjadi perhiasan baru? Sedangkan fungsi hijab yang sebenarnya yaitu sebagai penjaga rasa malu, tanda kehormatan seorang wanita, tanda kekuatan agama dan akalnya,  sebagai tanda ketaatan menjalankan dakwah untuk jihad di jalan Allah. Bukan menjadikan hijab sebagai sesuatu yang baru dan justru menarik perhatian.

Menurut Imam Asy-Syaukani dalam Nailul Authar, hijab-hijab modis identik dengan pakaian syuhrah. Adapun yang dimaksud dengan syuhrah yaitu adalah terlihatnya sesuatu yang disebabkan karena warnanya yang mencolok sehingga menyebabkan orang cenderung untuk melihatnya. Hal tersebut membuat dia (pemakai hijab tersebut) bangga dengan ujub (tinggi hati) dan sombong. Sedangkan hijab yang benar menurut tuntunan Islam adalah sebuah kesederhanaan. Kesederhanaan dalam berhijab juga merupakan sebuah ujian untuk seorang muslimah, apakah dia patuh pada perintah Allah semasa hidupnya di dunia.

Hijab merupakan perintah yang harus dikenakan bagi kaum hawa sebagai wujud dari rasa kasih sayang Allah, karena apa yang Allah perintahkan bagi muslimah untuk berhijab adalah sebuah kebaikan, yaitu sebagai penjaga rasa malu dan memelihara kehormatan pemakainya. Hal tersebut dijelaskan dalam Hadits Rasulullah yang diriwayatkan leh Bukhari-Muslim yang artinya, “Tidaklah rasa malu itu ada, kecuali selalu mendatangkan kebaikan”.

Oleh karena itu, tidak ada jenis hijab modern ataupun trend fashion dalam Islam. Hakikat fungsi hijab yang sebenarnya bagi seorang muslimah yang benar-benar mengenakan hijab adalah untuk mencari ridho Allah semata dan menunaikan kewajiban sebagai perempuan muslim.

Sudah jelas, bahwa Allah telah memerintahkan kepada muslimah untuk menutupi semua aurat dan perhiasannya, bukan hanya kepala saja sebagaimana yang terdapat dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab yang berbunyi, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Teks yang digunakan dalam ayat tersebut bukan untuk “mengulurkan jilbab ke kepala mereka”.

Jika perspektif tentang mengenakan hijab hanya untuk menutupi kepala saja, lalu dimanakah perbedaan antara perempuan muslim dengan perempuan kaum zionis yang juga mengenakan tutup kepala. Bukankah dalam Nabi Muhammad pernah bersabda yang artinya, “Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”. (uqudulujen, hal:93).

Jika berhijab hanya untuk menutupi kepala lebih yang mengutamakan trend fashion, maka hal tersebut jelas mengabaikan fungsi hijab sesungguhnya. Apabila hal tersebut tetap dilestarikan, maka perempuan muslim telah tasyabbuh yaitu mengikuti identitas agama lain. Lebih ekstrimnya, jika telah mengikuti agama lain, maka secara tidak langsung telah murtad dari agama Islam. Na`u dzubillahi min dzalik.

Oleh karena itu, seorang muslimah yang cedas adalah muslimah yang bangga mengenakan hijab yang sesuai tuntunan Islam sebagai identitasnya dan sekaligus sebagai tanda ketaatan terhadap Allah. Bukan muslimah yang menjadi orang lain (ala barat) dengan beralasan mengikuti zaman.

Dan hendaknya sebagai perempuan muslim yang benar untuk memperbaiki niat berhijab dan dapat memahami arti dari pentingnya menutupi aurat sehingga hijab tidak hanya berarti sebagai pembalut yang masih memperlihatkan lekuk tubuh, melainkan menjadi sebagai penutup yang membuat pemakainya menjadi nyaman dan mempunyai identitas wanita terhormat. Wallahu a`lam bi al-showab.

oleh : ismail

Kamis, 01 Februari 2018

BERDO'A TIDAK CUMA SEKALI DUA KALI

Di satu ruangan suci ditengah rumah terlihat dua sosok manusia yang sedang khusyuk dalam permohonannya, setelah selesai bermunajat kepada rabbnya dua orang ayah dan anaknya itu beranjak keluar dari ruangan dan menuju ke dapur, tepatnya di meja makan yang telah duduk sosok ibu dari anak tersebut, sebelum memulai sarapan paginya si ayah berkata kepada anaknya
"nak semua yang kita makan pagi ini adalah rezki dari Allah jadi banyak-banyaklah bersyukur dan berdo'a meminta KEPADANYA".
begitulah kebiasaan ayah dan anak itu setiap harinya sebelum sarapan. Hingga suatu hari orangtua si anak tersebut keluar kota untuk suatu urusan dan si anak tidak ikut bersama orangtuanya karena ia tidak mendapatkan izin dari sekolahnya. Ketika hari berganti malam si anak melakukan aktivitas seperti biasanya hingga ia tertidur ketika pagi menjelang ia terbangun dari tidurnya dan kaget melihat matahari sudh mulai meninggi karena biasa yang membangunkannya sedang keluar kota yakni sang ibu. Ia pun bergegas mandi dan persiapan untuk sekolah, ketika ia menuju meja makan ia tidak mendapati makanan apapun di meja , dalam keadaan tersebut ia tersadar bahwa ada yang ganjil dari kebiasaannya, ada yang kurang dari kebiasaannya lalu ia bergegas ke musholla di tengah rumah lalu mendirikan sholat dua rakaat dan berdo'a, ia kembali ke meja makan dan kagetnya di meja sudah terhidang sarapan pagi untuknya.
Saudara pembaca yang saya hormati, kebiasaan yang baik akan menimbulkan hal yang baik pula. tingkat keistiqomahan seseorang tergantung dari diri sendiri ketika semangatnya melakukan kebiasaannya itu sudah menjadi kebutuhan hidupnya. akan ada rasa kurang dalam hidup kita jika apa yg telah menjadi kebiasaan rutin terlewatkan tanpa sengaja.
Do'a merupakan hal yang sangat di butuhkan terlebih ketika dalam keadaan tertentu. Allah SWT berfirman :
" berdo'alah kepada ku maka akan aku kabulkan permohonanmu" (ghofir:60)
Ketika seseorang mencoba mewujudkan sesuatu, pertama mungkin tidak, kedua juga masih tidak tapi ketiga dan keempat tidak mustahil sesuatu itu mulai terlihat keberadaannya ada perkembangan di balik itu semua, istiqomah dalam do'a tidaklah mudah, bagaimana perasaan anda jika permohonan anda tidak ada hasilnya, tapi jika terus-menerus in shaa allah akan membuahkan hasil.
Mungkin Allah tidak mengabulkan apa yang anda minta sekarang, tapi bisa jadi Allah menyiapkan permintaan anda di waktu yang lebih tepat.
mungkin Allah tidak mengabulkan permohonan anda di Dunia, tapi Allah akan memberikan apa yang anda minta itu di akhirat kelak.
Kembali ke cerita di atas mengapa setelah anak kecil tadi memanjatkan do'anya lalu ia mendapati makanan di meja makan, karena orang tuanya telah berpesan kepada tetangganya yakni jangan hidangkan makanan untuk si kecil kecuali ia telah berdo'a sebelum beranjak makan. Apa tujuan dari orangtuanya memberikan amanah itu. yakni agar membiasakan anaknya tetap melakukan ibadah walau tanpa sang ayah di sisinya agar ia selalu istiqomah, dan memberikan pengetahuan bahwa sebelum ia memperoleh rezekinya ia harus berusaha dan berdo'a, karena apa-apa yang ada padamu itu asalnya dari Allah
وما بكم من نعمة فمن الله
"dan nikmat apa saja yang ada padamu maka itu datangnya dari Allah"
Jadi intinya istiqomah dalam berdo'a itu perlu, coba dan terus mencoba dan jangan pernah putus asa jauhkan suudzhon kepada Allah, karna Allah lebih tau apa yang terbaik bagimu.
Wallahu a'lam bissohab...

Ibumu Duniamu, Ibumu Akhiratmu

November 2007, hari itu aku membawa keluarga kecilku keluar dari kampung halaman yang hampir sebagian besarnya dihuni oleh keluargaku se...